Minggu, 25 Mei 2014

TEORI EKONOMI PORTOFOLIO




 
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG
Menurut Husnan (2003:45), portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak sekuritas (pemodal melakukan diversifikasi) dimaksudkan untuk mengurangi risikoyang ditanggung. Pemilihan sekuritas ini dipengaruhi antara lain oleh preferensi risiko, pola kebutuhan kas, status pajak, dan sebagainya.
Dalam kenyataannya kita akan sulit membentuk portofolio yang terdiri dari semua kesempatan investasi, karena itu biasanya dipergunakan suatu wakil (proxy) yang terdiri dari sejumlah besar saham atau indeks pasar. Contohnya di Bursa Efek Jakarta yang menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau Indeks LQ45.
1.2 PERBANDINGAN MACAM PORTOFOLIO
·         Satu Portfolio vs Banyak Portfolio
Setiap keluarga pasti memiliki banyak tujuan berbeda, dari membeli rumah sampai menyiapkan biaya pendidikan untuk anak-anak, tentunya Anda akan tergiur untuk mempertimbangkan memiliki portofolio investasi untuk masing-masing prioritas tujuan. Namun dengan memiliki banyak portofolio, kita membagi satu bagian menjadi misalkan 4 tujuan, dengan masing-masing portofolio memiliki 3 instrumen investasi. Sehingga Anda membagi satu bagian menjadi 12 bagian yang lebih kecil.
Dengan memiliki banyak portofolio, yang ditujukan untuk prioritas tujuan yang berbeda, akan banyak memakan waktu untuk mengorganisasinya dan apalagi bila Anda harus meninjau dan merevisinya bila dibutuhkan. Dua hal negative dalam memiliki banyak portofolio untuk berbagai macam prioritas tujuan yang dimiliki adalah biaya dan waktu.


  • Biaya. Memiliki setiap instrumen investasi pasti mengandung biaya, baik fee manajemen, biaya pembelian, penjualan dan pengalihan untuk reksadana dan biaya transaksi untuk jual beli saham. Dengan memiliki banyak portofolio, maka Anda akan terus dibebankan dengan biaya yang sama untuk masing-masing instrument. Bila Anda memiliki 5 Reksadana dengan jenis yang sama maka Anda akan terbebani dengan 5 kali biaya pembelian, penjualan atau pengalihan bila Anda bertransaksi.
  • Waktu. Mengelola uang Anda membutuhkan waktu. Bila Anda secara aktif mengikuti perkembangan portofolio Anda, maka sangat mungkin Anda akan menghabiskan 10 jam sebulan (atau malah lebih) untuk menganalisa apa yang Anda miliki, bagaimana performanya dan bagaimana Anda dapat lebih mengoptimalkan. Itu hanya untuk satu portofolio. Bayangkan bila Anda memiliki 5 priortitas tujuan dengan masing-masing portofolionya, berapa waktu yang harus Anda habiskan?














                       










BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PORTOFOLIO
Teori portofolio adalah pendekatan investasi yang diprakarsai oleh Harry M. Makowitz (1927) seorang ekonom lulusan Universitas Chicago yang telah memperoleh Nobel Prize di bidang ekonomi pada tahun 1990. Teori portofolio berkaitan dengan estimasi investor tehadap ekspektasi risiko dan return, yang diukur secara statistik untuk membuat portofolio investasinya. Markowitz menjabarkan cara mengkombinasikan aset ke dalam diversifikasi portofolioyang efisien. Dalam portofolio ini, risiko dapat dikurangi dengan menambah jumlah jenis aset ke dalam portofolio dan tingkat expected return dapat naik jika investasinya terdapat perbedaan pergerakan harga dari aset-aset yang dikombinasi tersebut (“Harry Max Markowitz”) Pada prakteknya para pemodal pada sekuritas sering melakukan diversifikasi dalam investasinya dengan mengkombinasikan berbagai sekuritas, dengan kata lain mereka membentuk portofolio.
2.2 EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO
Dalam tahap evaluasi, pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja (performance) portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntunganyang diperoleh maupun risiko yang ditanggung. Menurut Husnan (2003:45), tidaklah benar jika portofolio yang memberikan keuntungan yang lebih tinggi mesti lebih baik dari portofolio lainnya.
Menurut John (2005:53), Kerja besar dikerahkan untuk pembentukan portofolio. Teori portofolio (portfolio theory) menyatakan bahwa risiko dan pengembalian keduanya harus dipertimbangkan dengan asumsi tersedia kerangka formal untuk mengukur keduanya dalam pembentukkan portofolio. Dalam bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai dengan asumsi bahwa tingkat pengembalian atas efek dimasa depan dapat diestimasi dan kemudian menentukan risiko dengan variasi distribusi pengembalian. Dengan asumsi tertentu, teori portofolio menghasilkan hubungan linear antara risiko dan pengembalian. Teori portofolio mengasumsikan bahwa investor yang rasional menolak untuk meningkatkan risiko tanpa disertai peningkatan pengembalian yang diharapkan.
Hubungan antara risiko yang diterima dan pengembalian yang diharapkan merupakan dasar bagi keputusan pinjaman dan investasi modern. Makin besar risiko atas investasi atau pinjaman, makin besar tingkat pengembalian yang diinginkan untuk menutup risiko tersebut.



2.3 ANALISIS PORTOFOLIO

Portofolio merupakan kombinasi / gabungan / sekumpulan assets, baik berupa real assets maupun finansial assets yang dimiliki oleh investor. Hakikat pembentukan portofolio adalah untuk mengurangi risiko dengan cara diversifikasi, yaitu mengalokasikan sejumlah dana pada berbagai alternatif investasi yang berkorelasi negative.

A.    PEMILIHAN PORTOFOLIO YANG EFISIEN

Suatu portofolio dikatakan efisien apabila portofolio tersebut bila dibandingkan dengan portofolio lain memenuhi kondisi berikut :
·         Memberikan expected return (Hasil dari keuntungan atau rugi dari investasi ) terbesar dengan risk yang sama
·         Memberikan risk (Resiko kerugian)  terkecil dengan expected return yang sama

Semua portofolio yang terletak pada efficient frontier merupakan portofolio yang efisien sehingga tidak dapat dikatakan portofolio mana yang optimal. Sedangkan untuk membentuk portofolio yang optimal kita harus menawarkan return yang diharapkan dan risiko yang sesuai dengan prevensinya
Efficient frontier : garis yang menunjukkan sejumlah portofolio yang efisien , dan semua portofolio dibawah garis dinyatakan tidak efisien.

1.      Short Selling Diperkenankan.

Short selling : menjual saham yang bukan miliknya. Misal : meminjam saham pada brokernya dengan harapan harga saham akan turu. Sehingga investor akan memperoleh keuntungan. Hasil short selling selanjutnya digunakan untuk membeli saham lain. Dengan demikian jumlah dana yang diinvestasikan bisa lebih besar dari 100% , & bisa juga lebih kecil dari 0% ( negatif )

2.      Short Selling tidak diperkenankan

Jika short salling tidak diperkenankan & investor menginvestasikan semua dananya, maka jumlah dana yang diinvestasikan maksimum sebesar 100% & minimum sebesar 0% .

 B.  PEMILIHAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL
Ada lima model indeks yang dapat digunakan untuk menghitung portofolio optimal.
a.             Model indeks tunggal
Model ini mengasumsikan bahwa tingkat pengembalian antara dua efek atau lebih akan berkorelasi yaitu akan bergerak bersama dan mempunyai reaksi yang sama terhadap satu faktor atau indeks tunggal yang dimasukkan dalam model. Faktor atau indeks tersebut adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Tujuan penggunaan model indeks tunggal adalah untuk menyederhanakan perhitungan portofolio model Markowitz. Pada portofolio model Markowits dibutuhkan parameter-parameter input berupa:
1)            Tingkat keuntungan yang diharapkan masing-masing saham.
2)            Variance masing-masing saham.
3)            Covariance antar saham-saham.
Perhitungan portofolio optimal akan sangat dimudahkan jika hanya didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah suatu sekuritas dapat dimasukkan ke dalam portofolio optimal tersebut. Angka tersebut adalah rasio antara ekses return dengan beta (excess return to beta).
b.                  Model Indeks Ganda (Multi-Index Models)
Multi-index models lebih berpotensi dalam upaya untuk mengestimasi expected return, standar deviasi dan kovarians efek secara akurat dibanding single index models. Karena pengembalian aktual efek tidak hanya sensitif terhadap perubahan IHSG, artinya terdapat kemungkinan adanya lebih dari satu faktor yang dapat mempengaruhinya. Multi index models menganggap bahwa ada faktor lain selain IHSG yang dapat mempengaruhi terjadinya korelasi antar efek, misalnya tingkat bunga bebas risiko.
c.                   Model Utilita yang diharapkan / expexted utility model
Menyatakan : para pemodal akan memilih suatu kesempatan investasi yang memberikan utilitas yang diharapkan yang tertinggi . Utilitas yang diharapkan tertinggi tidak selalu sama dengan tingkat keuntungan yang diharapkan tertinggi.



d.                  Safety First Models
.
1.      Kriteria Roy
Menyatakan portofolio yang terbaik adalah portofolio yang mempunyai probabilitas terkecil untuk menghasilkan tingkat keuntungan dibawah tingkat keuntungan tertentu ( yang diinginkan ).

2.      Kriteria Kataoka
Menyarankan : memaksimumkan batas bawah dengan batasan bahwa probabilitas tingkat keuntungan untuk sama dengan atau lebih kecil dari batas bawah tidaklah lebih besar dari angka tertentu.

3.      Kriteria Telser
·         Tidak memerlukan asumsi tertenu tentang fungsi utilitas pemodal
·         Tingkat keuntungan tidak perlu berdistribusi normal

e.                   Model Stochastic Dominance ( SD)
·         Tidak memerlukan asumsi tertentu tentang fungsi utilitas pemodal
·         Tingkat keuntungan tidak perlu berdistribusi normal

2.4 SIKAP PEMODAL TERHADAP RESIKO  
·         Risk averter / tidak menyukai resiko
Merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih kecil. Karakteristik investor jenis ini cenderung selalu mempertimbangkan secara matang dan terencana atas keputusan investasi.
·         Risk neutral / netral terhadap risiko
Merupakan investor yang akan meminta kenaikan tingkat pengembalian yang sama untuk setiap kenaikan risiko. Investasi jenis ini umumnya cukup flexible dan bersikap hati-hati (prudent) dalam mengambil keputusan investasi.
·         Risk seeker / menyukai resiko
Merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka orang tersebut akan lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih besar. Karakteristik investor jenis ini bersikap agresif dan spekulatif dalam mengambil keputusan investasi

2.5  KURVA RISK DAN RETURN

Harga saham ditentukan oleh Risk & Return dalam pengertian expected risk & return.
·         Semakin besar peluang untuk rugi suatu assets à semakin beresiko assets tersebut
·         Semakin besar variabilitas return suatu assets à semakin beresiko assets tersebut
·         Risk indifferent        : Sikap thd resiko dimana return sama dengan resiko meningkat
·         Risk averse              : Sikap thd resiko dimana return meningkat sejalan resiko meningkat
·         Risk taking               : Sikap thd resiko dimana return turun dan layak dengan resiko meningkat

KONSEP RESIKO: ASSET TUNGGAL
Ø  Segi finansial, Risk: variabilitas return dari suatu asset
Ø  Analisis sensitivitas: Pendekatan untuk menilai resiko dengan menggunkan estimasi beberapa prob. return untuk memperoleh variabilitas hasil. Ukuran resikonya adalah Range.
Ø  Range: ukuran resiko suatu asset (nilai return pada kondisi optimis - kondisi pesimis)
Probabilitas: peluang suatu peristiwa akan terjadi

2.6  CONTOH KASUS MENGUKUR PENGEMBALIAN PORTOFOLIO

Pengembalian aktual dari suatu portofolio aktiva sepanjang periode waktu tertentu dapat dihitung :
      Rp = w1R1 + w2R2 + ... + wGRG
                G
      Rp = S   wg Rg
              g=1
Keterangan :
Rp = tingkat pengembalian portofolio selama periode berjalan
Rg = tingkat pengembalian aktiva g selama periode berjalan
wg = berat aktiva g pada portofolio – bagian dari nilai pasar keseluruhan
G   = jumlah aktiva pada portofolio

Jawab :
Aktiva             Nilai pasar       Tingkat pengembalian
1                      $ 6 juta                                    12 %
2                      $ 8 juta                                    10 %
3                      $ 11 juta                      5 %
Total                $ 25 Juta

R1 = 12 %                    w1 = 6 / 25 = 0,24 = 24 %
R2 = 10 %                    w2 = 8 / 25 = 0,32 = 32 %
R3 =  5  %                    w3 = 11/25 = 0,44 = 44 %
Rp = 0,24 (0.12) + 0,32 (0.10) + 0,44 (0.5)
Rp = 0,0828   =  8,28 %          

“Maka Pengembalian aktual dari suatu portofolio aktiva sepanjang periode waktu tertentu adalah memperoleh expected return sebesar 8,28 %, dikatakan risk jika -8,28% ”
















BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penopang manajemen portofolio terdiri dari Teori Portofolio dan Teori Pasar Modal.
·         Teori Portofolio
Pengembalian portofolio yang dihapkan dan tingkat resiko portofolio yang dapat diterima serta menunjukan cara pembentukan portofolio yang optimal
·         Teori Pasar Modal
Berhubungan dengan pengaruh keputusan investor terhadap harga sekuritas dan menunjukan hubungan yang seharusnya terjadi antara pengembalian dan resiko sekuritas jika investor membentuk portofolio yang sesuai dengan teori portofolio
Suatu portofolio dikatakan efisien apabila portofolio tersebut bila dibandingkan dengan portofolio lain memenuhi kondisi berikut :
·         Memberikan expected return terbesar dengan resk yang sama
·         Memberikan risk terkecil dengan expected return yang sama

Teori portofolio (portfolio theory) menyatakan bahwa risiko dan pengembalian keduanya harus dipertimbangkan dengan asumsi tersedia kerangka formal untuk mengukur keduanya dalam pembentukkan portofolio. Dalam bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai dengan asumsi bahwa tingkat pengembalian atas efek dimasa depan dapat diestimasi dan kemudian menentukan risiko dengan variasi distribusi pengembalian. Dengan asumsi tertentu, teori portofolio menghasilkan hubungan linear antara risiko dan pengembalian. Teori portofolio mengasumsikan bahwainvestor yang rasional menolak untuk meningkatkan risiko tanpa disertai peningkatan pengembalian yang diharapkan. Hubungan antara risiko yang diterima dan pengembalian yang diharapkan merupakan dasar bagi keputusan pinjaman dan investasi modern. Makin besar risiko atas investasi atau pinjaman, makin besar tingkat pengembalian yang diinginkan untuk menutup risiko tersebut.
Dengan memiliki banyak portofolio, yang ditujukan untuk prioritas tujuan yang berbeda, akan banyak memakan waktu untuk mengorganisasinya dan apalagi bila Anda harus meninjau dan merevisinya bila dibutuhkan. Dua hal negative dalam memiliki banyak portofolio untuk berbagai macam prioritas tujuan yang dimiliki adalah biaya dan waktu.
  • Biaya. Memiliki setiap instrumen investasi pasti mengandung biaya, baik fee manajemen, biaya pembelian, penjualan dan pengalihan untuk reksadana dan biaya transaksi untuk jual beli saham. Dengan memiliki banyak portofolio, maka Anda akan terus dibebankan dengan biaya yang sama untuk masing-masing instrument. Bila Anda memiliki 5 Reksadana dengan jenis yang sama maka Anda akan terbebani dengan 5 kali biaya pembelian, penjualan atau pengalihan bila Anda bertransaksi.
  • Waktu. Mengelola uang Anda membutuhkan waktu. Bila Anda secara aktif mengikuti perkembangan portofolio Anda, maka sangat mungkin Anda akan menghabiskan 10 jam sebulan (atau malah lebih) untuk menganalisa apa yang Anda miliki, bagaimana performanya dan bagaimana Anda dapat lebih mengoptimalkan. Itu hanya untuk satu portofolio. Bayangkan bila Anda memiliki 5 priortitas tujuan dengan masing-masing portofolionya, berapa waktu yang harus Anda habiskan?



















DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar